Langgur/Maluku Tenggara ( WartaMerdeka ) - “Saat ini, kami terus melakukan berbagai usaha untuk mengangkat potensi pariwisata dengan ...
Langgur/Maluku Tenggara (WartaMerdeka) - “Saat ini, kami terus melakukan berbagai usaha untuk mengangkat potensi pariwisata dengan memanfaatkan 93% wilayah perairan tersebut, khususnya pulau Kei" ujar Samuel Risembessy, Bupati Maluku Tenggara, dalam audiensi bersama Forum Wartawan Pariwisata dan Biro Komunikasi Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, di Forganza Cafe, Langgur, Maluku Tenggara (16/3).
Kabupaten Maluku Tenggara/Malteng terus menunjukan komitmennya dalam memajukan pariwisata daerah. Adanya potensi besar dalam pariwisata dan perikanan, karena 93 persen wilayahnya adalah perairan dan sisanya daratan.
Pertemuan ini merupakan salah satu agenda kegiatan *Press Tour Biro Komunikasi Publik dan Forum Wartawan Pariwisata ke Kabupaten Maluku Tenggara pada 14-17 Maret 2017 dengan membawa 14 jurnalis media massa nasional baik Cetak, Online dan TV.
Menurut Samuel, sejumlah usaha untuk memajukan pariwisata Maluku Tenggara telah dilakukan terutama dalam memperbaiki aksesibilitas dan promosi. Apalagi menurut Samuel, saat ini Kei lah yang menjadi wajah wisata provinsi Maluku, karena sebagian besar potensi wisata Maluku berada di kabupaten tersebut.
Untuk aksesibilitas, Kabupaten Maluku Tenggara tengah bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan berencana untuk memperpanjang runway Bandara Karel Sadsuitubun dari 2350 m menjadi 2500 m. "Selain rencana perpanjangan runway, Januari lalu Maluku Tenggara berhasil mendatangkan Maskapai Sriwijaya dari Makassar menuju Langgur dan Batik Air juga direncanakan akan terbang menuju Langgur," jelas Samuel.
Dari sisi promosi, Maluku Tenggara menggenjot potensi pariwisatanya melalui penyelenggaraan event. Salah satunya, event Wonderful Sail 2018 yang akan dilaksanakan pada 23-27 Juli 2018.
Masih disisi promosi, Kabupaten Maluku Tenggara juga telah sukses menyelenggarakan event besar yaitu Bali Kei Archipelago Festival (BKAF) yang merupakan event internasional pertama di Pulau Kei dan Festival Meti Kei yang keduanya dilaksanakan di Oktober 2017.
Rencana program pariwisata lainnya “one village, one product"yang berusaha menciptakan produk-produk unggulan baik kuliner, kerajinan, hingga seni dari masing-masing desa di kabupaten Maluku Tenggara ini diharapkan dapat terus dilakukan bahkan setelah Event Wonderful Sail 2018 selesai. "Harapan kami produk khas tiap desa dapat memperpanjang _lenght of stay_ dari wisatawan yang datang," ujar Kepala Dinas Pariwisata Maluku Tenggara, Roy Rahajaan.
Semua komitmen dan usaha yang dilakukan untuk memajukan pariwisata oleh pemerintah kabupaten serta dispar Maluku Tenggara, bukan tanpa tantangan. Keadaan alam untuk berwisata yang tidak bisa diprediksi, kesediaan telekomunikasi atau provider yang sangat terbatas, amenitas yang masih minim, akses menuju pulau-pulau yang masih hanya mengandalkan _speed boat_ dan kapal nelayan dengan waktu tempuh yang cukup lama, sampah di destinasi wisata, dan SDM pariwisata masih menjadi sejumlah kendala.
"Tantangan memang banyak namun dana terbatas, tapi kami terus berusaha benahi satu persatu masalahnya. Kaitan dengan sampah, misalnya, kami baru saja menandatangani MoU Cipta Karya, mendapat bantuan mobil sampah dan daur ulang sampah. Ke depannya sampah akan dibantu Cipta Karya untuk dihandle," ujar Roy Rahajaan.
Selain itu, tahun 2017, fokus dispar Maluku Tenggara yaitu meningkatkan kualitas SDM pariwisata dengan melakukan pelatihan dan workshop, maka tahun ini Dispar Maluku Tenggara berfokus kepada penyiapan objek pariwisata. Roy menjelaskan, salah satu usaha yang dilakukan Dispar dengan membangun pusat kuliner di tempat wisata seperti di pantai panjang, yang baru saja selesai tahun lalu.
“Saya selaku pimpinan rombongan mengucapkan terima kasih atas inisiatif Pak Kadis untuk mengajak kami bekerjasama melakukan kegiatan Press Tour ini, semoga kerjasama kita tidak hanya berhenti sampai disini saja”, ujar Guntur Sakti, Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar.
Guntur Sakti pun menambahkan, dalam menjawab tantangan Aksesibilitas dan Amenitas di Maluku Tenggara, bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan Manajemen Pulau Bawah di Kabupaten Kepualauan Anambas yang telah menggunakan Seaplane sebagai akses menuju Pulau Bawah atas seizin Kementerian Perhubungan.
Dan untuk Amenitas, sesuai arahan Menpar Arief Yahya bahwa mulai tahun ini, Kemenpar akan mulai menjalankan kebijakan baru yaitu Nomadic Tourism (aa) | Foto: Istimewa